"CARA MEMBUAT UANG BALIK/ UANG ASMAH/ UANG RAJAH"
Cara
yang pertama, anda harus mengumpulkan sejumlah uang yang berlaku di
negeri tempat anda tinggal, yaitu, dari nilai uang yang paling rendah
hingga yang tertinggi. Jika di Indonesia, berarti : Rp. 25,- Rp.50,
Rp.100,- Rp.500,- Rp.1.000,- Rp.5.000,- Rp.10.000,- Rp.20.000,-
Rp.50.000,- dan Rp.100.000,- Seluruh uang itu jika dijumlah mencapai Rp.
186.675 ( Seratus delapan puluh enam ribu enam ratus tujuh puluh lima).
Selanjutnya,
sejumlah uang itu ditambah dengan uang logam kuno (godem/kethip) dan
dimasukkan dalam peti atau kotak terbuat dari kayu atau besi yang
sengaja dibuat untuk melakukan ritual itu. Jika peti dan sejumlah
uangnya sudah tersedia, mulailah untuk melakukan amalan batin. Caranya,
selama 10 (sepuluh) malam, harus bershalat hajat 2 rakaat pada tengah
malam dan setelah sholat hajat membaca Surat Al-Kahfi (sekali). Surat
Al-Kahfi terdapat dalam Alquran Surat ke 18 Juz 15. Banyak ayatnya 110.
Cara membacanya pada tengah malam itu, setiap sampai pada ayat yang ke
109 berbunyi:
" Qul lau kaanal bahru midaadal likalimati rabbii lanafidal bahru qabla an tanfada kalimaatu rabbii wa lau ji naa bimitslihii madada ", dibaca 3X.
Uang inipun dapat diwariskan pada anak-cucu, sepanjang mereka masih dapat melanggengkan u/ :
1. Menyimpan uang itu dan tidak menggunakannya untuk kepentingan pribadi.
2.
Setiap kali ada uang masuk (hasil dari perdagangan, hadiah,dll), maka
ambillah uang (dalam peti) yang sudah diasma' itu sejumlah 2,5% hingga
10%, dan sedekahkan pada fakir miskin, yatim piatu atau kegiatan sosial
keagamaan.
Misalnya, anda diberi hadiah uang Rp.
1.000.000,- Maka ambil sesuai prosentasi diatas (2,5 – 10 presen),
berarti sekitar Rp.25.000,- hingga Rp.100.000,-. Uang yang diambil untuk
disedekahkan itu adalah uang yang sudah diasma'. Selanjutnya, ganti
uang yang dikeluarkan itu dari dalam peti dengan uang yang baru anda
terima. Insya Allah, jika hal ini dilakukan secara rutin, maka dalam
waktu yang tidak lama, akan ada perubahan, ekonomi lebih maju dan berkah
disebabkan oleh laku lahir batin, yaitu, secara batin melakukan shalat
hajat
selama 7 malam dan membaca Surat Al-Kahfi, dan amalan lahir berupa sedekah kepada orang yang berhak menerima.
Amalan
yang menyeimbangkan antara ritual dengan sosial, jauh lebih cepat
bereaksi dibanding jika hanya menekankan pada satu sisi saja. Terbukti,
banyak orang mengamalkan wirid untuk kemudahan rezeki, namun karena
bersifat bakhil (enggan berderma), amalan wiridnya pun seperti tidak
manjur.
Sebaliknya, orang yang (maaf) ibadahnya
sedang-sedang saja, namun karena sifatnya dermawan, justru lebih cepat
menerima karunia dari Allah SWT. Dan seorang guru hikmah menjelaskan,
amalan yang bersifat batin
(wirid) itu adalah ibarat
pohon. Buahnya adalah perwujudan sikap dermawan seseorang terhadap
sesamanya. Dengan memahami hal ini, pemahaman tentang “uang balik”
adalah uang yang dibelanjakan dijalan Allah, kemudian setelah itu Allah
SWT akan mengembalikannya yang lebih banyak.
PERHATIAN: Cara di atas bukanlah cara yang kami gunakan untuk mengisi uang balik yang kami perjual belikan. Melainkan pengisian khodam tingkat tinggi. Setiap pengisian khodam lewat uang balik pasti berbeda dan beda pula penghasilannya.
YANG BUTUH UANG ASMA/ UANG BALIK/ UANG RAJAH TINGKAT TINGGI DAN BERPENGHASILAN PULUHAN JUTA/ HARI SILAKAN